Ucapan Syukur yang Meluap Dari Hati yang Gembira
Kalangan Sendiri

Ucapan Syukur yang Meluap Dari Hati yang Gembira

Lori Official Writer
      1216

Ayat Renungan:

Amsal 15: 13, “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”

Amsal 17: 22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”

 

Kita sudah memasuki penghujung tahun 2023, dan ada baiknya menggunakan waktu-waktu ini untuk mempersiapkan diri memasuki tahun depan dengan sebuah prinsip bahwa hati yang gembira adalah obat bagi hidup kita. 

Tahukah bahwa hati yang gembira dan penuh dengan ucapan syukur sangat besar kaitannya dengan kesehatan. Banyak dokter menyampaikan bahwa sakit yang kita alami berasal dari hati, seperti hati yang tidak bisa bersyukur dan hati yang marah. Kita perlu menetapkan diri kita bahwa untuk tetap sehat, bugar, panjang umur dan bisa dipakai Tuhan lebih lagi, kita perlu menjaga hati kita dengan hati yang selalu bersyukur.

“Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.” (Amsal 15: 13)

Dengan memiliki hati yang gembira dan penuh sukacita, kita akan mudah untuk mengucap syukur atas semua hal dalam hidup kita. Ini juga yang disampaikan dalam Amsal 17: 22, bahwa hati yang gembira bisa menjadi obat yang manjur.

Sebagai orang-orang yang diberkati Tuhan, ucapan syukur sudah seharusnya menjadi gaya hidup kita. Karena Tuhan telah menjamin bahwa mengucap syukur adalah obat yang manjur untuk membangkitkan semangat dan menyembuhkan segala sakit penyakit. 

Hari ini, jika kita ingin hidup sehat dan bahagia mari mulai dengan menjaga hati kita penuh dengan sukacita.

 

Action: Bagikan satu hal yang paling membuatmu bersukacita hari ini kepada orang terdekat atau teman-temanmu. Bagikan sukacitamu sebagai saluran semangat bagi mereka.

Ayat Hafalan: Efesus 5: 20, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami